Rabu, 11 Maret 2020

Tanah Lot Bali – Hal Yang Harus Diketahui Jika Liburan Ke Objek Wisata Pura Tanah Lot

Bali memiliki daya Tarik wisata yang sangat berlimpah, seperti contohnya Danau Batur, Uluwatu, Nusa Penida, Bedugul, Pantai Kuta, Pantai Pandawa.
Jika sekarang anda sedang membaca saya yakin anda saat ini sedang merencanakan berlibur ke Tanah Lot Bali. Pada halaman ini, saya akan menuliskan semua hal yang perlu anda ketahui sebelum liburan ke objek wisata Tanah Lot Tabanan Bali.

Keunikan Objek Wisata Tanah Lot Bali

Keunikan objek wisata Tanah Lot terdapat pada lokasi dua pura yang berada diatas tebing batu karang hitam yang berada dipesisir pantai. Kedua pura menghadap ke lautan lepas samudra Hindia.
Satu pura dibangun diatas batu karang hitam dengan ukuran sangat besar dan berada ditepi pantai sebelah kiri. Pura ini lebih dikenal dengan nama pura Tanah Lot. Pada saat pasang, air laut akan menutup area pantai dan membuat lokasi pura Tanah Lot terlihat berada ditengah lautan. Momen air laut pasang ini juga terlihat seperti sebuah kapal yang terbuat dari batu besar berwarna hitam terapung dipermukaan air laut.
Sedangkan pura yang kedua berada dipinggir tebing karang, yang juga berada di tengah laut disisi kanan kawasan pantai Tanah Lot. Di bawah tebing karang pada lokasi pura kedua terdapat lubang besar, yang selalu dilewati oleh gelombang ombak besar.

Keindahan Pemandangan Sunset Tanah Lot
Keindahan tempat wisata pura Tanah Lot terdapat pada perpaduan keindahan alam yang berpadu dengan keindaahan budaya. Di saat anda liburan ke Tanah Lot di pulau Bali, anda akan melihat deruan ombak menerjang tebing batu karang. Menjelang matahari terbenam, sedikit-demi sedikit warna langit berubah dramatis dipenuhi beranekaragam warna.
Saat matahari sudah tidak terlihat lagi di cakrawala, adalah waktu pemandangan sunset terindah di Tanah Lot. Karena selain pengunjung dapat melihat sunset, pengunjung juga akan melihat siluet pura Tanah Lot. Keindahan moment saat matahari terbenam di Tanah Lot inilah yang selalu menarik minat kunjungan wisatawan berlibur ke Tanah Lot Bali.

Sejarah Singkat Pura Tanah Lot Tabanan
Sejarah Pura Tanah Lot Tabanan di kabupaten Tabanan diperkirakan dibangun pada abad ke-16 oleh seorang pendeta dari Kerajaan Majapahit bernama Dang Hyang Nirartha. Konon, pada saat Dang Hyang Nirartha mengunjungi pantai di bagian selatan pulau Bali, ia melihat sebuah batu karang besar yang berada di bibir pantai di desa Beraban, kabupaten Tabanan.
Kemudian Dang Hyang Nirartha mendapatkan wahyu bahwa diatas batu karang adalah tempat suci yang dapat digunakan sebagai lokasi pura. Tujuan dari pembangunan pura Tanah Lot adalah untuk memuja Dewa Baruna (Dewa Laut).
Arti Nama Tanah Lot
Mungkin banyak dari anda yang penasaran, apa arti nama Tanah Lot dalam bahasa Indonesia.
Tanah di artikan dataran/tanah, Lot artinya laut, jadi Tanah Lot berarti dataran yang berada ditengah laut. Sebuah bangunan pura Hindu berdiri di atas batu karang besar pada bibir pantai. Sesuai dengan nama tempatnya, pura tersebut diberi nama pura Tanah Lot.

 

Pura Tanah Lot Bali

 

Waktu Upacara Di Pura Tanah Lot Bali (Piodalan)

Setiap pura di Bali dihari tertentu akan diadakan upacara besar, tidak terkecuali di pura Tanah Lot Beraban. Upacara keagamaan di Pura Tanah Lot di laksanakan dalam periode 210 hari menggunakan kalender Bali, atau sekitar 6 bulan kalender masehi.
Penetapan hari upacara di pura Tanah Lot pada kalender Bali di lakukan pada Buda Wage Langkir yang jatuh setiap empat hari setelah hari Raya Kuningan. Upacara di pura Tanah Lot diadakan selama 3 hari agar dapat mengakomodasi umat Hindu yang ingin bersembahyang di pura Tanah Lot.
Setiap umat Hindu yang ingin sembahyang di pura Tanah Lot, di wajibkan terlebih dahulu untuk sembahyang di lokasi mata air suci yang berada di bawah lokasi pura Tanah Lot. Lokasi mata air suci ini disebut oleh masyarakat lokal dengan nama Beji Kaler.
Tujuan bersembahyang di lokasi mata air suci Beji Kaler, agar umat Hindu sebelum memasuki area pura utama, mendapatkan air suci yang akan digunakan untuk membersihkan jiwa dan raga mereka.

Jam Buka & Waktu Terbaik Berkunjung Ke Tanah Lot Bali

Objek wisata pura Tanah Lot Bali buka setiap hari dari pukul 07:00 – 19:00. Mengenai waktu terbaik berkunjung ke pura Tanah Lot, setiap wisatawan akan memiliki kriteria berbeda akan tujuan liburan. Ada yang menyukai liburan ke Tanah Lot saat kawasan belum ramai dengan kunjungan wisatawan. Ada juga wisatawan yang memprioritaskan untuk dapat melihat pemandangan sunset.
Kriteria yang mana yang anda lebih suka? Maka jawaban mengenai waktu terbaik liburan ke Tanah Lot juga akan berbeda.
Jika anda tidak suka keramaian, maka waktu terbaik liburan ke Tanah Lot adalah di pagi hari sebelum pukul 10:00. Karena setelah pukul 10:00, objek wisata Tanah Lot akan mulai ramai dengan kunjungan wisatawan.
Jika anda tidak ingin liburan saat Tanah Lot ramai dengan kunjungan wisatawan, dan tetap ingin melihat pemandangan Tanah Lot. Maka waktu terbaik liburan ke Tanah Lot saat musim sepi kunjungan wisatawan di pulau Bali. Musim sepi kunjungan wisatawan di Bali terjadi pada bulan pertengahan bulan Januari sampai bulan April. Juga terjadi pada bulan September sampai akhir November.

Ingin Melihat Keindahan Sunset Tanah Lot Bali
Apabila anda ingin melihat keindahan pemandangan sunset pura Tanah Lot, yang bagi saya sangat indah. Maka waktu terbaik berkunjung sekitar pukul 17:00 – 17:30. Karena rentang rentang waktu matahari terbenam di Bali terjadi antara pukul 17:40 – 18:25.
Namun dengan mengunjungi pura Tanah Lot pada waktu menjelang sunset, maka anda harus siap dengan ramainya kunjungan wisatawan menjelang sunset di Tanah Lot.
Apabila anda sebelum sunset di Tanah Lot ingin jalan-jalan sekitar kawasan wisata Tanah Lot Bali, maka ada baiknya anda tiba lebih awal sekitar pukul 16:30.

Ingin Melihat Lebih Dekat Karang Besar Di Bawah Pura
Apabila anda ingin mendekati kawasan batu karang di bawah pura Tanah Lot, lokasi dari ular suci. Maka waktu terbaik berkunjung ke Tanah Lot adalah saat air laut surut. Pengunjung hanya dapat berjalan dan mendekati area batu karang jika air laut surut.
Saran saya, jangan pernah mencoba mendekati area batu karang, jika terjadi pasang air laut. Karena anda tidak akan pernah tahu kapan ombak besar akan datang.
Lokasi Objek Wisata Tanah Lot Bali
Lokasi objek wisata Tanah Lot, berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Biasanya wisatawan yang ingin liburan ke pura Tanah Lot di pagi hari pada hari yang sama, akan mengunjungi tempat wisata Bedugul Bali, kemudian sawah terasering Jatiluwih dan dilanjutkan ke pura Tanah Lot.




Jumat, 19 Agustus 2016

LAPORAN PSG KEDUA MULTIMEDIA SMK PGRI 2 BADUNG

KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI DI 
 PT. Bali K.Nadha televisi
Alamat : Jln. Kebo Iwa Utara No. 63A Denpasar

Minggu Pertama : 

            Hari pertama , minggu pertama untuk  kedua kalinya saya turun pkl / magang di industri yaitu di PT.K.Nadha Pers Televisi Bali , saya sudah terbiasa dengan situasi dan kondisi  di sana karena sudah 2 bulan saya lewati dengan baik saat magang di sana. Minggu pertama pada bulan juli saya belum ada jadwal karena pada saat itu juga tidak ada jadwal sama sekali.

Minggu Kedua :
            Pada minggu  kedua hanya 3 hari saya tidak mendapat jadwal,untuk selanjutnya saya  mendapat jadwal untuk ikut shoot musik " satu jam " di Shankara Resto Sanur ,karena memakai alat lepas jadi saya belum tau bagaimana dan dimana harus di pasang alat tersebut. dan di hari keempat saya mendapat jadwal shoot Yowana di SMP 4 Denpasar, di sana saya ambil gambar kegiatan di sekolah, dan kegiatan siswa berprestasi di SMP tersebut. Dengan mengikuti shoot Yowana saya jadi lebih tau dan lebih mengerti bagaimana komposisi gambar,bagaimana cara gambar agar tidak backlight,agar gambar tidak terbakar atau cahaya masuk terlalu banyak,bagaimana cara mengambil gambar agar ekspresi orang terlihat dengan jelas. dan di hari minggu saya mendapat jadwal shoot Lila Cita di Klungkung berangkat pukul 18.00 Wita dan pulang pukul 24.00 Wita. di sana saya mengambil gambar master,di desa tersebut mereka menampilkan sebuah tarian jangger,karena saya mengambil gambar master jadi saya hanya menggunakan long angel agar semua penari kelihatan dan semua gerakan mereka terlihat.

Minggu Ketiga :

             Pada minggu ini selama 2 hari saya tidak dapat jadwal, lalu di hari berikutnya saya mendapat jadwal shoot Pelangi Bali , shoot acara tv tersebut sama seperti biasanya hanya perlu memerhatikan komposisi noseroom dan headroom pada orang yang sedang menggambar. dan hari selanjutnya saya mendapat shoot Ista Dewata di Gianyar, pada shoot Ista Dewata saya lebih banyak mendapat pelajaran karena di sana saya bisa mengambil gambar bebas sesuai dengan seni sendiri, dan esoknya saya mendapat jadwal shoot musik " satu jam " dengan menggunakan multicam dan cara pengambilan gambar sama yaitu menyilang.

Minggu Keempat :
            Di minggu ini Saya hanya mendapat jadwal shoot Wirasa di Karangasem, karena ada acara ke sekolah,dan juga karena baru pertama kali saya masih belum mengerti cara pengambilan gambar Wirasa,tapi ternyata sama saja dengan pengambilan gambar Ista namun di Wirasa lebih Di setting misalnya agar  narasumber mau melakukan kegiatan sehari - harinya. dan juga shoot Wirasa perlu memperhatikan komposisi gambar karena kebanyakan objeknya adalah manusia. dan pada hari minggunya Saya mendapat jadwal shoot lomba menggambar di Lapangan Lumintang ,pengambilannya sama seperti Pelangi Bali , tapi karena saya di master jadi saya hanya mengambil gambar guru menggambar dan sempat juga di suruh mengambil inser.

Minggu Kelima :
            Pada minggu kelima ini saya shoot Opening BBQ di Petak Kaja Gianyar, saya mengambil gambar apa saja yang ada di Desa tersebut,potensi Desa,dan bagaimana suasana Desa,serta juga kegiatan sebagian orang di Desa tersebut. Caranya juga sama dengan pengambilan gambar Ista, memperhitungkan seni sendiri. Dan pada hari minggu saya ikut shoot Sehat & Bugar di halaman Bali Tv sehubungan dengan ulang tahun Bali Post, saya memegang kamera master dan fokus pada guru senam.

Minggu Keenam :
            Di minggu ini saya dapat jadwal shoot Yowana ke Negara tepatnya di SMA Negeri 1 NEGARA, shooting yowana lebih ke wawancara karena shooting yowana tentang anak - anak berprestasi,dan juga bagiaman kegiatannya di sekolah. Karena wawancara menggunakan tripod agar gambar tetap stabil, dan juga menghindari hal buruk yang bisa terjadi. dan juga dapat jadwal shoot Dharma Wacana di desa Datah Karangasem, berhubung saya memegang insert jadi saya mengambil gambar pendengar dan narasumber secara closeup agar ekspresi mereka terlihat jelas,dan juga gerakan tangannya bila ada menunjukkan sesuatu.

Minggu Ketujuh :








           

Jumat, 29 April 2016

kegiatan praktek industri minggu pertama

KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI DI 
 PT. Bali K.Nadha televisi
Alamat : Jln. Kebo Iwa Utara No. 63A Denpasar


Praktek Minggu Pertama :
   Di hari pertama saya PKL di Stasiun Swasta Bali Tv saya sangat gugup, saya masuk ke ruangan saya memperkenalkan diri dan mohon bantuan kepada pegawai di Bali Tv. Sambutan di hari pertama sangat menyenangkan. Saya mengikuti Shooting Samatra Artis Bali dan itu pertama kalinya saya diajari set kamera, juga fungsi alat - alat yang di perlukan saat shooting live.

Praktek Minggu Kedua :
   Pada Minggu kedua Saya PKL saya tidak ada kegiatan, dan juga di karenakan saya sakit selama 4 hari.

Praktek Minggu ketiga : 
   Di Minggu ini Saya ikut Shooting Pelangi Bali di Bali tv, disana pertama kalinya saya belajar mengambil gambar insert tanpa menggunakan tripod. Pengambilan gambar insert harus banyak, untuk satu objek harus berbeda - beda angle nya. kita harus ambil detail - detailnya dari objek, bagaimana ekspresi, apa yang sedang di kerjakan oleh objek tersebut. Di hari berikutnya saya ikut Shooting Yowana di salah satu SMK di Petang, disana saya belajar mengambil gambar suasana sekolah, suasana belajar, kegiatan siswa - siswi di sana. Saat itu di luar ruangan, memerlukan bagaimana pengaturan cahaya jika matahari mulai terik dan juga jika mulai meredup.

Praktek Minggu Keempat : 
    Di minggu keempat ini Saya ikut shooting Taman Sari, Taman Sari merupakan kegiatan anak - anak TK dan PAUD. Di sana Saya belajar mengambil gambar insert lagi tapi menggunakan tripod, masih sama seperti saat shooting Pelangi Bali, kita harus mencari bagaimana ekspresi anak - anak tersebut, pada pengambilan gambar ini perhatikan komposisi dan frame gambar, bagaimana headroom nya, ruang kosong nya jangan terlalu banyak tapi jangan sampai kepalanya tidak terlihat, agar gambar terlihat bagus dan padat. Di hari berikutnya Saya dan teman Saya di berikan tugas untuk take presenter untuk acara Yowana Magz, karena menggunakan tripod jadi tidak terlalu susah untuk pengambilan gambarnya, hanya perlu memperhatikan headroom dan noseroom nya, tentunya agar gambar terlihat padat perhatikan komposisi gambar.

Praktek Minggu Kelima : 
    Pelajaran yang saya dapat pada minggu kelima pengambilan gambar menggunakan multicam saat shooting program acara " Satu Jam ", dari sisi kanan kita mencari objek di sebelah kiri, jika dari sisi kiri kita mencari objek di sebelah kanan, dan jika posisi di tengah itu keseluruhan biasanya di sebut master. pengambilan gambar harus menyilang agar objek tidak memalingkan wajahnya dari kamera yang fokus kepada objek tersebut..

Praktek Minggu Keenam :
    Di Minggu ini saya kembali ikut shooting program acara " Satu Jam " di Bali Tv, tapi bedanya saat itu saya memegang kamera Master. Pengambilan gambar di Master tidak hanya diam saja namun sesekali bisa saja di zoom in/out , ambil gambar group untuk membantu insert agar ada variasi.

Praktek Minggu Ketujuh : 
   Satu minggu sebelum berakhir PKL di Bali Tv, Saya ikut Shooting program Mahadewi di Kebun Raya Bedugul, disana Saya belajar mengambil gambar tanpa menggunakan tripod namun gambar tidak boleh goyang. Hari berikutnya Saya diajak Shooting Kreasi Kirana, itu juga merupakan kegiatan anak - anak, cara pengambilan gambarnya masih sama seperti pengambilan gambar saat shooting Taman Sari, objek bergerak harus follow objek tersebut agar tidak kehilangan momen.

Praktek Minggu Kedelapan :  
   Minggu terkahir Saya magang di PT. Bali K.Nadha Televisi, saya di ajak shoot program Sehat Bugar di Kintamani. untuk pengambilan gambar tidak terlalu berbeda, kita hanya perlu memperhatikan komposisi gambar, tentunya masih di seputaran head dan nose room, dan juga objek bergerak tentunya juga kita harus ikuti pergerakan dan peka atas pergerakan objek. agar lebih bervariasi bisa saja ambil dari bawah lalu till up atau dari atas lalu till down. Dan besoknya Saya ikut shooting Samatra Artis Bali live di Bali Tv, dan shooting ini juga multicam tentunya masih sama seperti sebelumnya namun saat shooting Live tidak boleh ada kesalahan saat pengambilan gambar, saat zoom in/out harus smooth jangan kasar. agar gambar tidak terlihat lari saat penayangan, cara pengambilan gambar juga masih menyilang. Dan berakhirlah sudah waktu magang Saya di PT. Bali K.Nadha Televisi.   

 gallery saat magang




Selasa, 10 Maret 2015

sejarah-sejarah fotografi

Pengertian dan Sejarah Fotografi


Fotografi atau dari bahasa Inggris: photography, berasal dari kata Yunani yaitu "photos": Cahaya, dan "Grafos": Melukis/menulis). Jadi fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya.

Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Sejarah fotografi


      Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk merekam gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta kamera Obscura untuk kemudahan merekam gambar.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara 

permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.
Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons digunakan ketika memprosesnya.
Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada
tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi
 dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Cabang Fotografi

     Berdasarkan Obyek fotografi nya, antara lain:
Fotografi bentang alam ( Nature / Landscape)
Dalam fotografi bentang alam obyek yang di foto adalah biasanya merupakan bentang alam, yang memiliki keindahan tersendiri atau digunakan untuk menjelaskan keadaan profil alam pada suatu daerah, dalam dunia industri foto landscape juga digunakan untuk dokumentasi pembangunan profil area ( lansekap ) dan laporan penelitian, biasanya fotografer bentang alam memiliki kemampuan dan hobi traveling dan menjelajah alam

Fotografi Satwa dan flora
     Fotografi ini memiliki obyek khusus satwa dan flora, dan menurut saya merupakan object yang sulit  dan terkadang menantang bahaya anda bisa bayangkan anda me motret komodo atau buaya dalam komunitasnya, fotografi satwa biasanya digunakan untuk menggali keindahan satwa dan flora dan juga mengklasifikasi  satwa dan flora

Fotografi Dokumentasi
    Fotografi ini untuk mendokumentasikan suatau event atau peristiwa, biasanya setidaknya pada jaman dahulu fotografi ini tidak di tuntut dalam keindahan foto komposisi warna ataupun seni, tapi hanaya untuk melengkapi dan lebih menjelaskan suatu berita acara, akan tetapi dalam perkembangan fotografi modern fotografidokumentasi, komposisi gambar dan sentuhan seni sudah menjadi tuntutan, dan dikarenakan pada event modern time linenya pendek maka fotografer dituntut untuk tidak ketinggalan moment moment penting dalam acara tersebut

Fotografi Jurnalistik
      Foto jurnalistik adalah foto yang merekam suatu berita, dan menjelaskan suatu keadaan dan peristiwa yang biasanya besar,  kekuatan foto berasal dari kemapuan foto dalam menjelaskan suatu peristiwa biasanya foto jenis ini digunakan sebagai penunjang berita teks di mediai koran atau majalah.
Dancabang fotografi lainya yang belum di deskripsikan...
Fotografi Seni (Fine Art)
Fotografi Studio
Fotografi Udara (Aerial)
Fotografi Komersial
Fotografi Interior
Fotografi Fashion

Istilah Fotografi

    Dalam bahasa indonesia beberapa  istilah fotografi membingungkan bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu istilah yang sudah berlaku umum tetap dipertahankan

Fotografi Cahaya (light)
     Faktor dasar terjadinya fotografi adalah cahaya, karena jika tidak ada cahaynya tidak mungkin foto bisa di buat

Fotografi Eksposur (exposure)
    Eksposur exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk exposure , digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapatexposure normal. lebih lanjut tentang exposure

Fotografi Rentang dinamis (Dynamic range)
       Fotografi Rentang dinamis (Dynamic range) adalah rasio rentang luminasi cahaya yang dapat direkam sensor kamera dari seluruh rentang luminasi cahaya subyek. exposure pada tingkat iluminasi yang sama di atas di atas focal plane dapat menghasilkan foto dengan efek luminasi yang berbeda karena respon sensor kamera yang berbeda pada nilai ISO ratingnya. Efek luminasi itu juga disebut exposure , sebutan populer lain adalah imposure atau light value atau brightness value atau level of exposure atau exposure altitude atau exposure range yang menunjukkan tingkat visibilitas subyek fotografi. more about Dynamic Range

Fotografi Rana / Kecepatan (Suter Speed)
      Rana atau penutup (Bahasa Inggris: shutter) dalam istilah fotografi adalah tirai pada kamera yang menutupi permukaan atau sensor foto. Jika tirai ini terbuka maka akan terjadi exposure pada permukaan film atau sensor foto tadi.
Awalnya shutter dibuat dari lempengan logam, namun kebanyakan kamera modern menggunakan penutup yang dibuat dari kain untuk mengurangi berat kamera dan untuk mendapatkan kecepatan rana yang lebih cepat. Penutup yang terbuat dari kain memiliki kekuatan sekitar 50,000 hingga 200,000 kali proses buka-tutup (melakukan exposure ). Kain penutup yang aus atau rusak bisa dengan mudah diganti di pusat layanan purna jual merek kamera yang bersangkutan.
Lamanya tirai ini terbuka ditentukan oleh setelan kecepatan rana pada kamera.

Fotografi Diafragma (Aperture)
       Aperture dalam istilah fotografi adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera.
Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7 atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran dari lubang bukaan (rana / shuter)  lensa dimana cahaya akan lewat. Bukaan akan mengembang dan menyempit persis seperti pupil di mata manusia.

Fotografi ISO / ASA
    Kecepatan film dalam istilah dalam fotografi adalah untuk mengukur tingkat kesensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan kepekaan tinggi (memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang singkat.



SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia.

Kamera Daguerre

Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya mampun merekam gambar yang statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak.
Terkadang fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam studio untuk dapat merekam suasana hirup pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu telihat bahwa pedagang dan pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah layar. Ini karena teknologi kamera masih sederhana dan masih riskan jika terlalu sering dibawa kemana-mana.
Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera modern.Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak dimiliki oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.
Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah. Salah satu foto yang dipamerkan adalah suasana Pasar Pagi, Glodok, Jakarta pada tahun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini hanya diisi oleh beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi sekarang dimana Glodok merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

Kassian Cephas (1844-1912): Yang Pertama, yang Terlupakan
        Cephas lahir pada 15 Januari 1845 dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven (siapa). Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.

Kassian Cephas

Kassian Cephas memang bukan tokoh nasional yang dulunya menenteng senjata atau berdiplomasi menentang penjajahan bersama politikus pada zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ia hanyalah seorang fotografer asal Yogyakarta yang eksis di ujung abad ke-19, di mana dunia fotografi masih sangat asing dan tak tersentuh oleh penduduk pribumi kala itu. Nama Kassian Cephas mungkin baru disebut bila foto-foto tentang Sultan Hamengku Buwono VII diangkat sebagai bahan perbincangan.Dulu, Cephas pernah menjadi fotografer khusus Keraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengku Buwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak Keraton, maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di Keraton pada waktu itu. Hasil karya foto-fotonya itu ada yang dimuat di dalam buku karya Isaac Groneman (seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang kebudayaan Jawa) dan buku karangan Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang berjudul "Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan".


Sultan Hamengku Buwono VII karya Kassian Cephas
Dari foto-fotonya tersebut, bisa dibilang bahwa Cephas telah memotret banyak hal tentang kehidupan di dalam Keraton, mulai dari foto Sultan Hamengku Buwono VII dan keluarganya, bangunan-bangunan sekitar Keraton, upacara Garebeg di alun-alun, iring-iringan benda untuk keperluan upacara, tari-tarian, hingga pemandangan Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tidak itu saja, bahkan Cephas juga diketahui banyak memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya, terutama yang ada di sekitar Yogyakarta. Berkaitan dengan kegiatan Cephas memotret kalangan bangsawan Keraton, ada cerita yang cukup menarik. Zaman dulu, dari sekian banyak penduduk Jawa waktu itu, hanya segelintir saja rakyat yang bisa atau pernah melihat wajah rajanya. Tapi, dengan foto-foto yang dibuat Cephas, maka wajah-wajah raja dan bangsawan bisa dikenali rakyatnya.

Masa-Masa Keemasan Cephas
      Cephas pernah terlibat dalam proyek pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa, yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan, yang dilakukan oleh Archeological Union di Yogyakarta pada tahun 1889-1890. Saat bekerja, Cephas banyak dibantu oleh Sem, anak laki-lakinya yang juga tertarik pada dunia fotografi. Cephas juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas dalam proyek penggalian itu. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9.000 gulden untuk penelitian tersebut. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Ia mengantongi 3.000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian), jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu.


     
Beberapa foto seputar candi tersebut dijual Cephas. Alhasil, foto-foto buah karyanya itu menyebar dan terkenal. Ada yang digunakan sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para elite Belanda yang akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Album-album yang berisi foto-foto Sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti presiden. Hal itu tentunya membuat Cephas dikenal luas oleh masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka. Karena kedekatan dengan lingkungan elite itulah sejak tahun 1888 Cephas memulai prosedur untuk mendapatkan status "equivalent to Europeans" (sama dengan orang Eropa) untuk dirinya sendiri dan anak laki-lakinya: Sem dan Fares.

    Cephas adalah salah satu dari segelintir pribumi yang waktu itu bisa menikmati keistimewaan-keistimewaan dan penghargaan dari masyarakat elite Eropa di Yogyakarta. Mungkin itu sebabnya karya-karya foto Cephas sarat dengan suasana menyenangkan dan indah. Model-model cantik, tari-tarian, upacara-upacara, arsitektur rumah tempo dulu, dan semua hal yang enak dilihat selalu menjadi sasaran bidik kameranya. Bahkan, rumah dan toko milik orang-orang Belanda, lengkap dengan tuan-tuan dan noni-noni Belanda yang duduk-duduk di teras rumah, juga sering menjadi obyek fotonya.

    Sekitar tahun 1863-1875, Cephas sempat magang di sebuah kantor milik Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah. Status sebagai fotografer resmi baru ia sandang saat bekerja di Kesultanan Yogyakarta. Sejak menjadi fotografer khusus Kesultanan itulah namanya mulai dikenal hingga ke Eropa.

Terlindas Semangat Revolusi
     Meski demikian, dalam khazanah fotografi Indonesia, nama Kassian Cephas tidak seharum nama Mendur bersaudara, yakni Frans Mendur dan Alex Mendur. Mereka berdua adalah fotografer yang dianggap sangat berjasa bagi perjalanan bangsa ini. Merekalah yang mengabadikan momen-momen penting saat Soekarno membacakan proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Karya-karya mereka lebih disorot masyarakat Indonesia karena dianggap kental dengan suasana heroik yang memang pada masa itu sangat dibutuhkan.
     Foto-foto monumental karya Mendur Bersaudara, mulai dari foto Bung Tomo yang sedang berpidato dengan semangat berapi-api di bawah payung, foto Jenderal Sudirman yang tak lepas dari tandunya, foto sengitnya pertempuran di Surabaya, hingga foto penyobekan bendera Belanda di Hotel Savoy, menjadi alat perjuangan bangsa dan menjadi bukti sejarah terbentuknya negara ini. Di awal-awal kemerdekaan dan revolusi, tentu saja foto-foto Mendur Bersaudara tadi terus diproduksi oleh penguasa dan pelaku sejarah untuk mengawal semangat bangsa ini. Foto-foto karya mereka dicetak dalam buku-buku sejarah dan menjadi bacaan wajib siswa sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat doktoral.
    Sementara foto-foto Cephas yang penyebarannya sangat terbatas lebih cocok masuk ke museum atau dikoleksi oleh orang-orang yang menjadi kliennya atau para kolektor. Kandungan foto karya Cephas dinilai tidak mendukung suasana pergolakan yang tengah berlangsung saat itu. Bahkan foto-fotonya yang menonjolkan tentang keindahan Indonesia, potret raja-raja dan “londo-londo”, serta para bangsawan dipandang sebagai “pro status quo”. Makanya fotonya jarang dilirik.

    Perbedaan zamanlah yang membuat foto-foto karya Cephas dan Mendur Bersaudara saling bertolak belakang. Kalau foto karya Mendur Bersaudara memperlihatkan sosok Bung Karno yang hangat, flamboyan, dan penuh semangat kerakyatan, justru foto buatan Cephas menampilkan sosok raja yang dingin, sombong, dan sangat feodal. Bila foto-foto para pejuang wanita yang juga anggota palang merah di kancah pertempuran disuguhkan Mendur Bersaudara, justru foto-foto gadis cantik, manja, dan ayulah yang ditawarkan Cephas. Maka wajar bila foto-foto Mendur Bersaudara dicari dan dilirik orang, sedangkan foto-foto Cephas tenggelam dalam pelukan para kolektor.

    Kini Kassian Cephas hanya tinggal kenangan. Foto-foto tentang dirinya pun tersembunyi entah di mana. Hanya ada satu buah foto yang menjadi bukti bahwa ia pernah ada, yakni foto dirinya setelah menerima bintang jasa “Orange-Nassau” dari Ratu Wilhelmina pada tahun 1901